4 Tim – Jorge Martin, pembalap flamboyan asal Spanyol yang saat ini masih membela tim Pramac Ducati, tengah menjadi perbincangan sengit di paddock MotoGP. Rumor kencang beredar bahwa Aprilia ingin merekrut Martin untuk musim depan. Tapi tunggu dulu, apakah Aprilia adalah tujuan final bagi pembalap sekelas Jorge Martin? Banyak yang meragukannya. Gaya balap agresif dan ambisi Martin yang meluap-luap rasanya terlalu besar untuk ditampung hanya oleh Aprilia. Jika benar Martin mengurungkan niat gabung Aprilia, maka ada empat tim yang bisa menjadi pelabuhan berikutnya. Dan masing-masing punya daya tarik mematikan.
1. Ducati Factory: Rumah Lama yang Masih Menggoda
Tak bisa di pungkiri, Ducati adalah mimpi lama Jorge Martin. Sebagai pembalap dari tim satelit Pramac Ducati, Martin telah membuktikan dirinya mampu bersaing ketat dengan para jagoan di tim pabrikan. Bahkan, dalam beberapa seri, ia lebih unggul dari rekan senegaranya, Pecco Bagnaia. Ducati memiliki motor yang saat ini di anggap paling dominan di grid. Kestabilan, kecepatan, dan keunggulan teknologi Desmosedici adalah godaan yang sulit di tolak.
Namun, problemnya ada di kursi yang terbatas. Jack Miller pernah merasakan panasnya persaingan internal Ducati. Jika Martin ingin masuk ke tim pabrikan, maka harus ada yang tersingkir. Tapi di dunia MotoGP, kejutan bukan hal baru. Dan Martin jelas punya kartu truf jika terus tampil kamboja slot.
2. KTM Factory Racing: Uang Besar, Janji Besar
Red Bull KTM adalah nama yang tak bisa di abaikan. Tim Austria ini sedang gila-gilaan menyuntikkan dana untuk merangkul talenta terbaik, demi satu tujuan: juara dunia. Mereka telah menggaet sosok besar seperti Brad Binder dan Pedro Acosta, tapi tak menutup kemungkinan menambah satu nama lagi. Jorge Martin adalah pilihan logis untuk memperkuat lini depan KTM.
KTM punya reputasi sebagai tim yang agresif dalam pengembangan mesin. Motor RC16 mereka terkenal liar namun kuat. Cocok dengan gaya balap Martin yang haus risiko. Ditambah lagi, hubungan Red Bull dengan pembalap muda dan bintang besar bisa menjadi magnet tersendiri. KTM bisa menawarkan kontrak gemuk dan fasilitas premium—dua hal yang bisa membuat Martin berpikir dua kali meninggalkan tawaran ini.
3. Yamaha Factory: Misi Penyelamatan Reputasi
Yamaha tengah terseok-seok. Setelah masa kejayaan bersama Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo, pabrikan Jepang ini kesulitan menghadirkan motor yang kompetitif. Fabio Quartararo sendirian berjuang, tapi hasilnya jauh dari memuaskan. Masuknya Jorge Martin ke tim pabrikan Yamaha bisa menjadi reset besar-besaran.
Martin adalah pembalap yang tak takut mengambil risiko, dan Yamaha sangat membutuhkan sosok seperti itu. YZR-M1 memang belum ramah terhadap gaya balap agresif, tapi dengan masuknya pembalap sekelas Martin, Yamaha bisa lebih berani dalam mengubah DNA motornya. Jika Martin ingin meninggalkan jejak sebagai penyelamat sebuah tim legendaris, Yamaha adalah panggungnya.
4. Honda Repsol: Proyek Nekat yang Butuh Pemimpin Baru
Kondisi Honda saat ini adalah krisis total. Sejak kepergian Marc Marquez, mereka kehilangan arah. RC213V yang dulu di takuti kini jadi bahan olokan di paddock. Tapi justru di tengah keterpurukan, ada peluang besar bagi seorang pembalap untuk jadi pusat perhatian. Jorge Martin, dengan mental juara dan teknik superior, bisa menjadi tokoh sentral dalam kebangkitan Honda.
Tentu saja, ini bukan langkah aman. Tapi siapa bilang Jorge Martin main aman? Reputasi Honda sebagai raksasa yang tertidur masih punya daya tarik tersendiri. Dan bayangkan jika Martin berhasil membawa Honda kembali ke puncak? Nama Jorge Martin akan terukir lebih dalam dalam sejarah MotoGP.
Mata Dunia Balap Kini Menatap Langkah Martin
Keputusan Jorge Martin musim depan bukan sekadar soal kontrak, melainkan pernyataan. Apakah ia akan memilih jalan mulus bersama Ducati? Mengambil risiko besar dengan Honda? Atau justru memulai era baru bersama KTM atau Yamaha? Yang pasti, setiap tim yang di sebutkan punya satu kesamaan: mereka butuh Jorge Martin lebih dari yang terlihat di permukaan.